Hubungan Kebutuhan Afeksi Terhadap Perilaku Cyberbullying Pada Mahasiswa
Abstract
Manusia terlahir berdampingan dengan yang lainnya, atau dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok baik dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Menurut Maslow kebutuhan akan afeksi yaitu kebutuhan seseorang untuk mengembangkan emosionalnya dengan orang lain. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan afeksi terhadap perilaku cyberbullying. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian mahasiswa berusia 18-24 tahun pengguna media sosial yang berjumlah 200 orang. Metode pengumpulan data dengan menyebar angket kepada 200 responden yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis linear sederhana teknik Pearson. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan negatif antara pemenuhan kebutuhan afeksi terhadap perilaku cyberbullying pada mahasiswa dengan nilai koefisien (0,000 < 0,05). Hal tersebut artinya semakin rendah atau menurun kebutuhan afeksi individu maka akan semakin meningkat munculnya perilaku cyberbullying, begitupun sebaliknya.
Kata kunci: kebutuhan afeksi, cyberbullying, mahasiswa.
Full Text:
PDFReferences
Agripina, A.Y. 2016. Hubungan kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal.
Aini, K., & Apriana, R. 2018. Dampak cyberbullying terhadap depresi pada mahasiswa prodi ners. Jurnal Keperawatan. 6(2). 91-97.
Anidar, J. Pengembangan skemata afeksi dalam pembelajaran.
Azwar, S. (2015). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Feist, J. (2017). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humaika.
Firdaus, Z. (2009). Korelasi antara pelatihan teknis perpajakan, pengalaman dan motivasi pemeriksa pajak dengan kinerja pemeriksa pajak pada kantor pelayanan pajak di jakarta barat. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hana, R.D., & Suwarti. (2019). Dampak psikologis peserta didik yang menjadi korban cyberbullying.Psisula: Prosiding Berkala Psikologi. 1. 20-28.
Handayani, N., & Fauziah, N. (2016). Hubungan keharmonisan keluarga dengan kecerdasan emosional pada guru bersertifikasi sekolah menengah atas swasta berakreditasi A wilayah Semarang barat. Jurnal Empati. 5(2). 408-412.
KPAI. (2020). Retrieved from kpai.go.id: https://www.kpai.go.id/publikasi/sejumlah-kasus-bullying-sudah-warnai-catatan-masalah-anak-di-awal-2020-begini-kata-komisioner-kpai.
Komalasari, G., Nabilah., & Wahyuni, E. Studi perilaku cyberbullying siswa sman di DKI Jakarta.
Munthe. (2018). Pemenuhan kebutuhan afeksi pada anak. Jurnal Psikologi Sosial,1.
Muzdalifah, F., & Putri, T. T. (2019). Pengaruh keterlibatan ayah terhadap cyberbullying remaja pengguna instagram. Jurnal Psikogenesis. 7(1). 1-12.
Nasrudin. (2013). Hubungan fungsi afektif keluarga terhadap kecerdasan emosional remaja. Dalam Jurnal Eduhealth. Jombang: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
Ramdhani, N. (2016). Emosi moral dan empati pada pelaku perundungan siber. Jurnal Psikologi. 43(1). 66-80.
Qadar, R. (2015). Mengakses aspek afektif dan kognitif pada pembelajaran optika dengan pendekatan demonstrasi interaktif.
Safitri, R. W. (2016). Analisis korelasi pearson dalam menentukan hubungan antara kejadian demam berdarah dengue dengan kepadatan penduduk. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(2), 21-29.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.
Sulistiawati, Y. (2020). Hubungan kecemasan sosial dan harga diri pada mahasiswa pengguna aktif media sosial dalam menyambut society 5.0. Prosiding Konferensi Mahasiswa Psikologi Indonesia 1.0. 240-247.
Syaputri, I. K. (2018). Internet Case: Mengkaji Makna Cyberbullying. Syi'ar.
Unicef. (n.d.). Retrieved from unicef.org: https://www.unicef.org/indonesia/child-protection/apa-itu-cyberbullying.
Wardhana, K. (n.d.). Buku Panduan Melawan Bullying.
Refbacks
- There are currently no refbacks.